Kamis, 22 Desember 2016

Bibit Suren


Siap Terima Pesanan Bibit Suren
Alamat : Kedung Banteng, Banyumas, Jateng
langsung saja hub no.hp : 082313553621 (imam tunas mustika)


Suren ( Toona sureni ) dikenal dengan berbagai nama sesuai dengan daerah tempat tumbuh, seperti surian (Sumatra); surian wangi ( Malaysia ); danupra ( Philippina); ye tama (Myanmar); surian ( Thailand) dan nama perdagangannya yaitu limpaga. Kayunya berbau harum sehingga tahan terhadap serangan rayap maupun bubuk kayu dengan warna kemerahan. 
Tanaman ini tumbuh pada daerah bertebing dengan ketinggian 600 2.700 m dpl dengan temperature 22ºC. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan selain kayunya sebagai bahan bangunan, furniture, veneer, panel kayu dan juga kulit dan akarnya dimanfaatkan untuk bahan baku obat diarrhoea dan ekstrak daunnya dipakai sebagai antibiotik dan bio-insektisida; sedangkan kulit batang dan buahnya dapat disuling untuk menghasilkan minyak esensial (aromatik). Tajuk tidak terlalu lebar sehingga pohon suren biasa digunakan sebagai tanaman pelindung atau pembatas di ladang dan sebagai winbreak di perkebunan 
Deskripsi Pohon 
Pohon suren ini memiliki karakter khusus seperti harum yang khas apabila bagian daun atau buah diremas dan pada saat batang dilukai atau ditebang. Ada ciri lain yang dapat membedakan secara sekilas, yaitu : 
1. Batang 
Bentuk batang lurus dengan bebas cabang mencapai 25 m dan tinggi pohon dapat mencapai 40 sampai 60 m. Kulit batang kasar dan pecah-pecah seperti kulit buaya berwarna coklat. Batang berbanir mencapai 2 m. 
2. Daun 
Daun suren berbentuk oval dengan panjang 10-15 cm, duduk menyirip tunggal dengan 8-30 pasang daun pada pohon berdiameter 1-2 m. 

3. Bunga 
Kedudukan bunga adalah terminal dimana keluar dari ujung batang pohon. Susunan bunga membentuk malai sampai 1 meter. Musim bunga 2 kali dalam setahun yaitu bulan Februari-Maret dan September-Oktober. 


4. Buah 
Buah : musim buah 2 kali dalam setahun yaitu bulan Desember-Februari dan April-September, dihasilkan dalam bentuk rangkaian (malai) seperti rangkaian bunganya dengan jumlah lebih dari 100 buah pada setiap malai. Buah berbentuk oval, terbagi menjadi 5 ruang secara vertikal, setiap ruang berisi 6 9 benih. Buah masak ditandai dengan warna kulit buah berubah dari hijau menjadi coklat tua kusam dan kasar, apabila pecah akan terlihat seperti bintang. Ciri lain dari buah masak yaitu, pohon seperti meranggas/tidak berdaun. 
Benih : Warna benih coklat , panjang benih 3-6 mm dan 2-4 mm lebarnya dan pipih, bersayap pada satu sisi sehingga benihnya akan terbang terbawa angin. Dalam 1 kg terdapat 64.000 benih. 
Ekstraksi : Buah disimpan diatas tampah kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari dari jam 9-12 siang, kemudian dirontokkan dengan cara memukul-mukul tangkai buah di atas tampah atau dalam karung agar benih tidak terbang. Untuk seleksi dapat dengan cara menampi agar benih dan kotoran terpisah. 
5. K a y u 
Gubal kayu suren berwarna kemerahan, tekstur kayu kasar mempunyai struktur liang bergelang dengan ira yang bersimpul atau beralun. Kayu suren termasuk kelas awet sehingga termasuk ke dalam kelas kayu ringan. 
Persemaian 
6. Viabilitas benih 
Benih suren mempunyai kadar air awal sekitar 11% sehingga viabilitasnya akan turun setelah 2 3 bulan. Apabila disimpan dalam ruang AC (18º-20ºC) dapat bertahan sampai 5 bulan dengan daya kecambah 56%. 
7. Perkecambahan / Persemaian 
Secara umum, benih suren dapat dikecambahkan dengan menabur benih dalam bedengan maupun polibag ( Gambar 1 A ). tetapi untuk praktisnya dapat dilakukan dengan cara menggantung rangkaian buah di atas bedengan dan buah akan merekah dengan sendirinya dan benih tidak akan terbang jauh, setelah itu disapih ke dalam polibag. Sedangkan cara lain yaitu dengan menabur benih di dalam bak kecambah ( Gambar 1 B ). Media kecambah digunakan campuran tanah+pasir (1:1) dan setelah benih ditabur ditutup dengan media yang sama. Setelah berumur 2 - 3 minggu (berdaun 2) semai dapat dipindahkan ke polibag ukuran 10 x 12 cm. 
8. Pembibitan 
Media yang digunakan campuran tanah+pasir+kompos (7:2:1) dan setiap 1 m³ media ditambahkan pupuk TSP 1 sendok makan (5gr), kemudian masukkan ke dalam polibag ukuran 10x12 cm. Semai disimpan di bawah naungan (shadingnet) dengan intensitas cahaya 90%. Setelah berumur 3 bulan dipersemaian dapat dipindahkan ke lapangan. 
9. Penanaman 
Di daerah Cianjur ( Desa Cugenang ) dekat Perkebunan teh Gedeh, masyarakat biasa menanam disekeliling kebun atau sawah sebagai pembatas blok atau tersebar ditengah-tengah kebun. Sedangkan di perkebunannya sendiri tersebar di antara tanaman teh dan di pinggir jalan sepanjang perkebunanµ 

PENYEBARAN DAN TEMPAT TUMBUH
Pohon Surian menyebar secara alami di Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Selatan, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat serta Papua. 
Sifat pohon surian dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka dan mendapat cahaya langsung (<1200 m dpl). Jenis ini menghendaki iklim agak kering dengan tipe curah hujan A sampai C. Jenis tanah yang dikehendaki meliputi tanah-tanah berlempung yang dalam, subur, berdrainase baik serta menyenangi tanah basa.
TEKNIK PENANGANAN BENIH
Bunga muncul bervariasi mulai buian Juni-Oktober (Jawa) dan Mei-Juni (Sumatera). Buah berbentuk kapsul menjorong serta memiliki satu atau lebih lokul (katup) yang berisi banyak biji. Buah dikelompokkan pada buah kering yaitu seluruh kulit buah menjadi kering dan keras sewaktu masak. Biji surian mencapai 267.000 biji/kg.
Benih surian termasuk semi rekalsitran dengan pola perkecambahan benih termasuk tipe Epigeal. Koleksi benih dapat diperoleh dengan cara sbb: 
• Seleksi pohon sumber benih dan beberapa lokasi yang memiliki pertumbuhan terbaik.
• Pengunduhan buah yang memiliki kriteria masak fisiologis (ditandai kulit buah berwarna coklat tua tetapi belum pecah).
• Ekstraksi biji dilakukan dengan menjemur buah yang belum pecah kulitnya di bawah sinar matahari selama 1 sampai 2 hari, kemudian biji akan keluar dan kapsul buah. Biji dibersihkan dan dikering-anginkan di tempat teduh.
• Benih dapat juga diperoleh dan sumber benih yang telah tersedia, namun hingga saat ini masih terbatas pada tegakan benih terseleksi.
A. Penyimpanan Benih
• Pengemasan benih sebelum digunakan disarankan menggunakan wadah kedap udara seperti kaleng dan wadah plastik berpenutup. Suhu penyimpanan sekitar 25-30°C dengan kelembaban berkisar 70-80%. Teknik di atas setelah 6 bulan mampu mempertahankan persen kecambah 25-50%.
• Teknik lain adalah dengan memasukkan biji ke dalam wadah yang tertutup rapat, kemudian disimpan di ruang dingin (suhu 3-10°C). Teknik ini mampu mempertahankan viabilitas benih hingga 6—12 bulan dengan persen kecambah 56,6%, namun secara periodik akan mengalami penurunan viabilitas.
TEKNIK PERSEMAIAN
A. Penyemaian benih
• Penyiapan bak kecambah dan media semai (pasir halus hasil ayakan setebal 20-25 cm).
• Penaburan benih surian ke dalam media semai secara merata (benih sebaiknya dicampur pasir halus sebelum penaburan).
• Penutupan benih dengan pasir halus setebal 1-2 cm. 
B. Penyapihan
B.1 Penyapihan
• Penyiapan bedeng sapih dengan naungan (atap jerami,daun kelapa/nipah,sarlon-net) di atasnya
• Penyiapan kantong sapih dan plastik hitam (ukuran panjang 15 cm dan diameter 10 cm) diisi dengan campuran topsoil + pupuk kandang/kompos (perbandingan 5 : 1). Kantong sapih disusun di bedeng sapih.
• Kritenia kecambah untuk disapih antara lain telah berumur 3-4 minggu, memiliki pertumbuhan sehat, memiliki sepasang daun sempurna bebas hama/penyakit.
• Kecambah disapih kedalam kantong plastik yang sebelumnya telah dibuatkan lubang kecil dan tusuk bambu, kemudian tanah ditekan untuk membuat kecambah tidak mudah goyah.
• Bibit setelah berumur 2-3 bulan, umumnya sudah siap di tanam di lapangan.
B.2 . Pembuatan bibit tanpa penyapihan
Teknik ini dilakukan dengan menyemai langsung benih pada kantong plastik di bedeng persemaian. Setelah berumur 2,5-3 bulan bibit yang tumbuh siap ditanam di lapangan. Teknik ini memiliki kekurangan karena bibit yang tumbuh sering memiliki pertumbuhan tidak seragam dan membutuhkan penyapihan ekstra (apabila benih rendah).
C. Pengangkutan Bibit
Tahap ini dapat dilakukan dengan didahului seleksi bibit dengan penampilan seragam dan sehat serta membuang bibit dengan pertumbuhan tertekan kerdil, batang bengkok, batang patah dan bibit terserang hama/penyakit. Bibit hasil seleksi sewaktu dibawa ke lokasi penanaman terlebih dulu disusun dalam kantong plastik atau keranjang dan wadah lain dengan rapi untuk menghindari kerusakan bibit selama pengangkutan.
D. Teknik Penanaman
Tahapan penanaman:
1. Pengolahan lahan dapat dilakukan secara manual maupun mekanis. Secara manual dapat membuat cemplongan (pembuatan lubang tanam dan penggemburan). Secara mekanis dapat menggunakan traktor (pembajakan dan penggemburan lahan), kemudian dilanjutkan pembuatan lubang tanam.
2. Ukuran lubang tanam sebaiknya berukuran panjang x lebar x dalam (30cm x30cm x 25cm)
3. Jarak tanam sebaiknya mempertimbangkan ruang tumbuh ideal, terutama tajuk tanaman tidak tertekan dalam perkembangannya yaitu 3 x 2m, 3 x 3m atau 3 x 4m.
4. Pupuk dasar: 1-2 minggu sebelum penanaman setiap lubang tanam diberi pupuk kandang masing-masing 1-2 kg. Jika tanah terlalu masam dapat ditambahkan kapur dolomit (0,5 kg/lubang tanam) yang pemberiannya dilakukan bersamaan pemberian pupuk kandang.
5. Penanaman bibit diiakukan dengan membuang kantong piastik sebelumnya dengan tetap menjaga media dan akar tidak pecah. Padatkan tanah di sekitar lubang tanam untuk memperkokoh kedudukan bibit yang baru ditanam.
6. Tahapan Pemeliharaan:
o Penyulaman harus segera dilakukan pada tahun pertama setelah penanaman dengan mengganti tanaman mati atau tanaman kerdil dengan bibit yang umurnya sama, dengan menyesuaikan musim hujan.
o Lakukan pemupukan dengan dosis anjuran (pupuk Urea : TSP: KC1 dengan komposisi 200 kg: 100 kg 50 kg, setiap Ha).
o Pengendalian gulma: merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan dengan melakukan penyiangan 3-4 minggu sekali dilanjutkan penggemburan tanah di sekitar lubang tanam. Penyiangan diiakukan 2-3 tahun atau sampai tanaman bebas tekanan gulma.
o Pengendalian hama/penyakit: Sampai saat ini belum banyak hama/penyakit yang serius menyerang pohon surian. Namun untuk serangan belalang sering membuat daun rusak dan pengendaliannya dilakukan dengan melakukan penyemprotan insektisida secepatnya.
o Pemangkasan: Untuk mendapatkan tinggi bebas cabang optimal, maka pemangkasan cabang harus dilakukan dengan gergaji pangkas sehingga pembentukan mata kayu yang dapat menurunkan kualitas kayu dapat ditekan.
o Penjarangan: Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal pada diameter batang, maka penjarangan dapat dilakukan apabila tajuk pohon telah saling menekan, dengan membuang pohon yang tertekan pertumbuhannya, tajuk pohon batang yang bengkok dan pohon terserang hama/ penyakit dan dilakukan secara bertahap dengan
o intensitas penjarangan 25-30%.
E. PERTUMBUHAN DAN SIFAT KAYU
Pohon surian termasuk jenis yang tumbuh cepat, dengan batang lurus, bertajuk ringan, berakar tunggang dalam dan berakar cabang banyak. Pada umur 10-12 tahun sudah dapat menghasilkan kayu untuk tiang-tiang rumah.
Warna kayu teras merah coklat, muda bersemu ungu, gubal berwarna putih kemerahan dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras; tekstur kayu sangat kasar; arah serat lurus atau agak berpadu; permukaan kayu agak licin dan mengkilap indah; pada bidang radial dan tangensial tampak gambaran berupa pita-pita yang berwarna lebih tua. Berat jenis 0,53 (0,42-0,65); Penyusutan dan keadaan basah sampai kering tanur 3,3% (radial) dan 4,1% (tangensial).
Keawetan kayu Surian termasuk sedang (IV-V) dengan kelas kuat (IV). Penggunaan kayunya untuk pembuatan papan peti, papan perahu, papan rumah, kotak cerutu, kayu lapis, venir, dan mebel.
F. NILAI EKONOMI
Harga log dan kayu gergajian surian bervariasi tergantung kualitas kayu. Harga papan kayu surian pada saat ini rata-rata > 1 juta/m3. Biji surian mengandung minyak tidak berwarna tetapi beraroma wangi sedangkan pucuk dan daun surian mengandung karoten, vitamin dan asam amino yang bermanfaat untuk berbagai tujuan seperti untuk bahan baku obat, makanan ternak dan berperan untuk insektisida alami.
PENULIS : 
DEPARTEMEN KEHUTANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN YOGYAKARTA 
PUSTAKA
Djam’an F.D, 2002. Toona sureni (Blume) Merr. Seed leaflet. No.82 August 2003. Danida Forest Seed Centre. Jayusman, 1996. Pertumbuhan Semai Suren (T.sinensis) Pada Berbagai Komposisi Media dan Pertumbuhan Awalnya di Lapangan. Buletin Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar. Pematang Siantar, 11(4): 369-371
Jayusman, 2005. Pengujian Nilai Kecambah Surian Berdasarkan Daerah Sumber Benih. Wana Benih Vol.6 Suplemen No.01 Desember 2005. Hal 100-107
Jayusman, 2006. Tehnik Penyiapan Bibit Surian. Infotek Vol.14 (1) : Juni 2006. Hal 35-43
Martawidjaya, Aiding, K., Y.L. Mandang., Soewanda AP, and Kosasih Kadir, 1998. Atlas Kayu Indonesia, Jilid II, Badan Litbang Kehutanan
sumber artikel: http://dabiosa.blogspot.co.id

Bibit Duwet

Selasa, 25 Oktober 2016

Pohon Pagoda

Siap Terima Pesanan Pohon Pagoda
Alamat : Kedung Banteng, Banyumas, Jateng
langsung saja hub no.hp : 082313553621 (imam tunas mustika)

Pohon Pagoda

Tanaman Pagoda atau bunga pagoda merupakan salah satu tanaman hias yang biasa ditanaman di pekarangan rumah dan di jalan-jalan. Bunga ini mempunyai nama latin Clerodendrum Japonicum Sweet, sesuai dengan namanya tanaman ini memang mempunyai bunga yang berumpun yang membentuk seperti pagoda.

Selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga ini juga mempunyai banyak manfaat sehingga banyak digunakan sebagai obat tradisional, dari akar hingga bunganya masing-masing mempunyai manfaat tersendiri bagi kesehatan tubuh.

1. Akar

Akar bunga pagoda mempunyai rasa yang pahit dan rasanya yang dingin, akarnya juga mempunyai sifat anti-inflamasi yang berguna untuk menghilangkan bengkak dan menghancurkan darah beku. Selain itu, akarnya juga banyak digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti rematik, disentri maupun penyakit TBC.

2. Daun

Berbeda dengan akarnya, daun bunga ini mempunyai rasa yang manis dengan sifatnya yang hangat. Daunnya mempunyai manfaat hemostatis dan sedatif yang berguna untuk mengobati penyakit anemia, keputihan dan gusi berdarah.

3. Bunga 

Setelah mengetahui manfaat akar dan daunnya, berikut ini juga akan dijelaskan mengenai manfaat bunga pagoda :

a. Mengobati Bisul dan Koreng
  • Sediakan daun dan bunga pagoda yang masih segar
  • Cucilah hingga bersih
  • Tumbuklah hingga halus
  • Tambahkan dengan sedikit madu
  • Campurkanlah secara merata
  • Tempelkan ramuan tersebut pada area kulit yang terkena bisul atau Koreng
b. Mengatasi Insomnia
  • Sediakan Bunga Pagoda Kering
  • Gilinglah hingga menjadi serbuk
  • Ambilah sebanyak 1sdt serbuk tersebut
  • Masukan ke dalam 1 seloki arak manis
c. Mengobati Wasir Berdarah
  • Siapkan 30 gram bunga pagoda yang sudah dicampurkan dengan usus sapi
  • Jadikanlah sebagai sayuran atau bisa ditumis
  • Setelah matang, kuahnya bisa diminum dan usus sapinya bisa dimakan untuk lauk
Setelah mengetahui manfaatnya, pembaca dapat mencobanya dengan cara mengkonsumsinya secara teratur dengan porsi yang bijaksana (tidak berlebihan).
sumberartikel:
http://www.kesehatanpedia.com/2015/03/khasiat-akar-daun-dan-bunga-tanaman.html


Pohon Pagoda

Siap Terima Pesanan Pohon Pagoda
Alamat : Kedung Banteng, Banyumas, Jateng
langsung saja hub no.hp : 082313553621 (imam tunas mustika)

Pohon Pagoda

Tanaman Pagoda atau bunga pagoda merupakan salah satu tanaman hias yang biasa ditanaman di pekarangan rumah dan di jalan-jalan. Bunga ini mempunyai nama latin Clerodendrum Japonicum Sweet, sesuai dengan namanya tanaman ini memang mempunyai bunga yang berumpun yang membentuk seperti pagoda.

Selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga ini juga mempunyai banyak manfaat sehingga banyak digunakan sebagai obat tradisional, dari akar hingga bunganya masing-masing mempunyai manfaat tersendiri bagi kesehatan tubuh.

1. Akar

Akar bunga pagoda mempunyai rasa yang pahit dan rasanya yang dingin, akarnya juga mempunyai sifat anti-inflamasi yang berguna untuk menghilangkan bengkak dan menghancurkan darah beku. Selain itu, akarnya juga banyak digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti rematik, disentri maupun penyakit TBC.

2. Daun

Berbeda dengan akarnya, daun bunga ini mempunyai rasa yang manis dengan sifatnya yang hangat. Daunnya mempunyai manfaat hemostatis dan sedatif yang berguna untuk mengobati penyakit anemia, keputihan dan gusi berdarah.

3. Bunga 

Setelah mengetahui manfaat akar dan daunnya, berikut ini juga akan dijelaskan mengenai manfaat bunga pagoda :

a. Mengobati Bisul dan Koreng
  • Sediakan daun dan bunga pagoda yang masih segar
  • Cucilah hingga bersih
  • Tumbuklah hingga halus
  • Tambahkan dengan sedikit madu
  • Campurkanlah secara merata
  • Tempelkan ramuan tersebut pada area kulit yang terkena bisul atau Koreng
b. Mengatasi Insomnia
  • Sediakan Bunga Pagoda Kering
  • Gilinglah hingga menjadi serbuk
  • Ambilah sebanyak 1sdt serbuk tersebut
  • Masukan ke dalam 1 seloki arak manis
c. Mengobati Wasir Berdarah
  • Siapkan 30 gram bunga pagoda yang sudah dicampurkan dengan usus sapi
  • Jadikanlah sebagai sayuran atau bisa ditumis
  • Setelah matang, kuahnya bisa diminum dan usus sapinya bisa dimakan untuk lauk
Setelah mengetahui manfaatnya, pembaca dapat mencobanya dengan cara mengkonsumsinya secara teratur dengan porsi yang bijaksana (tidak berlebihan).


Pinisium Kiara Payung

Palem Bismarkia

Bibit Biola Cantik

Palem Bismarkia

Bibit Tabebuya

Palem ekor tupai

Bibit Jenitri Daun Silver

Bibit Dewa Ndaru

Senin, 24 Oktober 2016

Bibit Durian Kaki 3

Bibit Damar uk 4m up

Bibit Damar uk 4 m up

Bibit Puspa

Bibit karet seling

Bibit karet seling

Siap Terima Pesanan Pohon Karet
Alamat : Kedung Banteng, Banyumas, Jateng
langsung saja hub no.hp : 082313553621 (imam tunas mustika)
Pembibitan 
Pembibitan merupakan tempat penyiapan dan penyediaan bahan tanam (bibit), baik yang berasal dari hasil perbanyakan generatif (benih) maupun vegetatif (klonal). Ada beberapa tahapan dalam kegiatan pembibitan karet, yaitu mulai dari pengadaan biji, persemaian biji, persemaian bibit rootstock, okulasi, pembuatan bibit polibag dan penanaman. Pembibitan sangat diperlukan untuk penyiapan dan penyediaan bibit tanaman perkebunan untuk memenuhi kebutuhan areal pertanaman dalam skala luas dan hanya satu kali dalam setiap satu siklus umur ekonomis tanaman  (20 – 25 tahun).

Seleksi Biji
Benih yang digunakan berupa biji diperoleh dari kebun sendiri dan berasal dari tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun. Benih diperoleh pada saat musim biji yang biasanya terjadi pada bulan Januari. Benih yang telah diperoleh harus diseleksi untuk mendapat benih berkualitas baik. Ada dua cara seleksi benih yang biasa digunakan adalah metode pantul, dimana biji satu persatu dijatuhkan di atas alas yang keras, misal lantai, lembaran kayu. Biji yang baik adalah biji yang memantul/melenting, sementara biji yang afkir adalah biji yang menggulir ke samping dengan bunyi hampa.

Persemaian Biji
Tujuan persemaian biji adalah untuk memperoleh bibit yang pertumbuhannya seragam dengan cara seleksi dan mengelompokkan bibit yang tumbuh cepat dan baik serta memisahkan bibit yang tumbuh lambat dan kurang baik. Sebelum dilakukan persemaian, media persemaian (kimbed) harus dipersiapkan terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kimbed, yaitu :
  • 1.      Buat bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m, tinggi 0,2 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan.
  • 2.      Bedengan dibuat dengan mengarah timur barat.
  • 3.      Cangkul tanah di dalam ukuran bedengan tersebut sedalam 40-60 cm, bersihkan dari sisa-sisa akar dan kotoran lainnya.
  • 4.      Permukaan tanah setelah dicangkul halus, dilapisi pasir halus setebal 5-10 cm.
  • 5.      Bedengan dibuat diberi atap/naungan miring arah utara selatan dengan tinggi di sebelah utara 1,5 m dan sebelah selatan 1,2 m.
  • 6.      Naungan dibuat dari rumbia, daun kelapa atau plastik.
Setelah kimbed dapat digunakan, persemaian benih (pendederan) dapat segera dilaksanakan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama persemaian biji, yaitu :
1.      Jarak antar barisan biji 5 cm dan jarak antar biji dalam barisan 2 cm. Bila jumlah biji yang dikecambahkan lebih banyak, penanaman biji pada kimbed dapat lebih rapat.
2.      Letakkan biji dengan bagian “perut” yang lebih rata mengarah ke bawah di atas permukaan pasir dan tekan  sampai 3/4bagian biji terbenam.
3.      Arah “mata” keluarnya lembaga mengarah ke satu arah.

Pemeliharaan kimbed dilakukan dengan melakukan penyiraman pagi dan sore. Penyiraman pada pagi hari dilakukan pada pukul 06.00 - 09.00 WIB, sementara penyiraman  pada sore hari dilakukan pada pukul 15.00 - 18.00 WIB.
Biji akan tumbuh menjadi kecambah setelah 10-14 hari. Jika biji tumbuh lebih dari 14 hari maka biji tersebut diafkir. Pemindahan ke lokasi pembibitan untuk batang bawah sewaktu kecambah masih pendek dan sebelum membentuk daun (fase pancing). Kecambah yang telah dicabut dari kimbed harus ditanam di pembibitan pada hari itu juga.

Persemaian Bibit (Main Nursery)
            Persemaian bibit dilakukan adalah sebagai persemaian tempat pemeliharaan bibit sebagai batang bawah yang akan diokulasi. Bibit dipelihara untuk beberapa bulan sampai tiba saatnya untuk siap diokulasi. Sebelum pelaksanaan penanaman kecambah yang akan dijadikan bibit batang bawah, lahan yang akan digunakan sebagai areal pembibitan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
  • 1.      Datar atau  agak miring sedikit.
  • 2.      Dekat sumber air dan cukup subur.
  • 3.      Dekat areal rencana tanam untuk memudahkan pengangkutan.
  • 4.      Bebas sisa-sisa akar dan gulma.
  • 5.      Bebas penyakit akar.
  • 6.      Drainase baik.
  • 7.      Mudah untuk melakukan pengontrolan.
            Setelah memperoleh lahan yang sesuai, perlu dilakukan beberapa persiapan lahan, antara lain :
  • 1.      Pengolahan lahan dengan menggunakan menggunakan cangkul kasar dengan kedalaman 60-70 cm dan berishkan lahan dari sisa-sisa akar, gulma dan kotoran lainnya.
  • 2.      Pengolahan lahan dengan cangkul halus untuk meratakan tanah dan membentuk petak-petak.
  • 3.      Pembuatan terasan jika pembibitan dilakukan pada lahan miring
  • 4.      Pembuatan parit-parit untuk mengalirkan kelebihan air.
  • 5.      Pembuatan jalan setapak untuk keperluan kontrol dan pekerja.
Media tanah yang telah diratakan permukaannya dengan cangkul diberi tanda lubang/jarak tanam dari ajir bambu ukuran pensil. Benih yang ditanam berada dalam fase pancing dan harus dijaga akar tunggang dan bakal daun dari kerusakan. Jarak tanam yang digunakan adalah 0 x 40 cm untuk okulasi coklat (brown budding)
            Kegiatan pemeliharaan benih di areal pembibitan batang bawah sebagai berikut :
  • 1.      Penyiraman dilakukan pada awal bibit ditanam selama + 1 minggu, pemulshingan dilakukan juga pada bibit yang baru ditanam, karena bibit yang baru ditanam sangat rentan terhadap sinar matahari yang terlalu terik.
  • 2.      Penyulaman bibit rootstock dilakukan saat awal – awal penanaman, penyulaman dilakukan pada bibit yang mati, tumbuh tidak normal, hal ini dilakukan agar bibit rootstock yang ditanam dapat memenuhi kebutuhan bibit untuk okulasi.
  • 3.      Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan sabit, biasanya penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan unsur hara dari pemupukan pada bibit.
  • 4.      Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara pemberian fungisida dan belerang. Untuk pengendalian penyakit akar dilakukan dengan mengisolasi tanaman yang terserang agar tidak menular pada tanaman lainnya dengan cara mencabut bibit dengan akar – akarnya dan memberi belerang pada lubang bekas bibit.
  • 5.      Pemupukan bibit rootstock di Perkebunan  Tugusari dilakukan 3 bulan sekali menggunakan pupuk urea 8 gram, KCl 2 gram dan TSP 4 gram dosis per bibit.

Okulasi
            Okulasi merupakan cara pembiakan vegetatif dengan tujuan meningkatkan sifat tanaman agar lebih baik, sehingga produktivitas menjadi lebih tinggi dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Okulasi dilakukan di Perkebunan Bayah adalah Brown Budding, yaitu okulasi pada batang yang sudah berwarna coklat dan berusia 9 – 12 bulan.
Untuk mendapatkan klon yang baik maka dalam pemilihan batang bawah dan entres harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria batang bawah yang baik antara lain : 1) berusia 9 – 12 bulan, 2) memiliki lingkaran batang ± 4 cm, dan 3) daun tua dan tidak gundul. Kriteria entres yang baik antara lain, 1) entres berasal dari tanaman yang jelas klonnya, 2) tidak terserang hama dan penyakit, 3) pertumbuhan tanaman lurus ke atas, 4) mempunyai banyak mata tunas, 5) berdaun banyak dan agak tua, dan 6) kulit berwarna coklat, mudah dikelupas dan tidak mudah patah.
            Berikut langkah-langkah okulasi :
1.      Membuat keretan/jendela pada batang bawah.
2.      Membersihkan getah dari keretan/jendela
3.      Keretan/jendela dibuka dan mata entres dimasukkan
4.      Keretan/jendela ditutup dan diikat dengan menggunakan plastik. Pengikatan keretan/jendela tidak boleh longgar karena mata entres dapat bergeser dan mata entres dapat membusuk.
Keberhasilan okulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1.      Sifat spesifik dan umur batang bawah dan entres
2.      Waktu pelaksanaan
3.      Kebersihan
4.      Teknik Okulasi
Kontrol okulasi dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dan pembalut dapat dibuka. Pemeriksaan dilakukan dengan menggores sedikit jendela okulasi, bila berwarna hijau segar, maka okulasi tersebut dinyatakan berhasil. Setelah okulasi dibuka, pemotongan batang bawah harus dilakukan dengan tujuan pangalihan transport unsur hara dari cabang atas ke mata tunas dan digunakan untuk pertumbuhan mata tunas. Pemotongan dilakukan dengan arah potongan miring ± 40º dengan bagian yang lebih tinggi terletak di atas mata okulasi. Pembongkaran tanaman induk dilakukan dilakukan ± 10 hari setelah pemotongan atau ketika mata tunas mulai tumbuh dengan ukuran 0.3 – 0.5 cm. pembongkaran dilakukan dengan dicangkul sampai terlihat akar tunggang dan dilakukan pemotongan dan pencabutan. Selanjutnya benih berupa bibit hasil okulasi dapat segera ditanam dalam media dalam polibag.

Bibit Polibag
            Pemindahan bibit hasil okulasi ke polybag bertujuan untuk memudahkan saat bibit akan ditanam dilahan, teknisnya dilakukan pembongkaran dengan cangkul pada bibit okulasian. Akar tunggang dipotong dan disakan 20 – 25 cm kemudian dioles rootone yang merupakan zat perangsang tumbuh akar.
            Bibit ditanam pada polybag berukuran 40 x 25 cm dengan media tanah dan pupuk kandang perbandingan 2 : 1, bagian bawah polybag diberi lubang – lubang yang berfungsi mengalirkan kelebihan air pada polybag. Bibit ditata dengan posisi mata tunas saling berlawanan arah sehingga nantinya saat tunas sudah besar memiliki ruang tumbuh dan tidak mengganggu satu sama lain. Bibit omti dalam polybag berumur + 5 bulan dan berpayung dua siap untuk ditanam
            Berikut kegiatan pemeliharaan benih polibag :
11.     Penyiraman, penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore.
22.      Penyiangan, dilakukan untuk membersihkan polibag dari gulma dengan cara manual.
33.      Pemupukan, jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk dengan dosis 5 gram / polybag.
44.      Pengendalian hama penyakit, penyakit yang umum menyerang benih dalam polibag adalah penyakit mealdow, pengendalian biasanya dilakukan dengan pemberian belerang.
55.      Pewiwilan, kegiatan ini bertujuan untuk memacu pertumbuhan tunas utama dengan cara membuang tunas liar/tunas palsu.
s
sumber artikel:http://pembibitankaretbz.blogspot.co.id/2013/03/pembibitan-karet-pembibitan.html

Siap Terima Pesanan Pohon Karet
Alamat : Kedung Banteng, Banyumas, Jatenglangsung saja hub no.hp : 082313553621 (imam tunas mustika)